Rabu, 25 Januari 2017

Bab 3

MENYANYIKAN LAGU DAERAH

A. Teknik dan gaya menyanyi lagu daerah

 
      Lagu daerah menggunakan bahasa daerah setempat dan di iringi dengan seperangkat alat musik daerah yang sering disebut dengan karawitan.Kebanyakan karya-karya seni musik (karawitan) yang di mainkan dengan berbagai ansambel gamelan ataupun repertoar lain biasanya bersifat tradisional dan anonimus. Pada musik karawitan Betawi gaya dalam gambang kromong disebut liaw sangat lazim pada periode tertentu dan wilayah tertentu.
 Gaya musikal adalah ciri khas atau karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi :
1.               Gaya lokal, yakni menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya.


2.               Gaya individual, adalah tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta lagu-lagu yang mmbedakannya dengan pencipta lagu lainnya.

3.               Gaya periodikal, adalah tipologi karakteristik zaman tertentu yang menghasilkan gaya musikal tertentu. Dalam karawitan Betawi gaya atau musical style dikenal dengan istilah Liaw.


Bab 2


TAPESTRI

A. Pengertian tapestri


1.Alat tenun tapestri
      a. Bentangan (spanram)
     Spanram digunakan untuk mengaitkan benang lungsi dan jalinan pakan yang membentuk corak atau motif tenunan. Spanram dapat dibuat dengan bahan kayu salah satu sisi berhadapan diberikan paku dengan ukuran 1cm antar pakunya.

     b. Gunting
     Gunting digunakan untuk memotong sisa benang dan bahan -
bahan yang berlebih dan tidak terpakai. 

  c. Sisir
     Sisir digunakan untuk merapatkan benang-benang yang sudah ditenun sampai mendapatkan kerapatan yang baik. 

       d. Paku Penggulung
     Paku penggulung digunakan untuk menyisipkan benang pakan pada benang lungsi sehingga membentuk corak atau motif tertentu .


 2.Bahan tenun tapestri

    1. Benang wol

    2. Kain perca

       3. Bambu
    4. Manik-manik 
C. Teknik Tapestri
 1.Menyiapkan desain ragam hias.
 2.Membuat jalinan tenun tapestri.
a   1. Teknik tenun simetris : teknik memasukkan benang pakan sejajar dengan tenunan benang pakan lainnya dan terkait diantara benang lungsi sehingga membentuk ragam hias. 

   2. Teknik tenun asimetris : teknik menenun dengan benang pakan ditenun menyilang pada benang lungsinya dan dilakukan berulang-ulang sesuai dengan desain ragam hias yang dibuat.